August 8, 2012

hey dad !

August 8, 2012
aku terlahir di keluarga sederhana.
ayahku seorang TNI-AD dan ibuku seorang ibu rumah tangga.
4 kepala, menjadi tanggungan seorang prajurit yang "hanya" berpangkat Kopral Kepala.
tapi jadi seorang Jendral di rumah sederhana pinjaman dari negara, sebut saja asrama.

seorang Dwi Ma'ruf Alvansuri kecil, menikmati masa Sekolah Dasar yang menyenangkan tapi bisa dibilang kurang kasih sayang.
"kehilangan" sesosok ayah saat itu, benar benar tak hiraukan.
ayah yang memiliki "kesibukan" sendiri, dengan "setan" yang masih berkutat difikirannya.
yang seolah tak pernah ada waktu untuk putra putrinya.
hingga akhirnya seorang Dwi Ma'ruf Alvansuri kecil masuk sebagai salah satu lulusan terbaik di Sekolah Dasar.

barulah, masa masa Sekolah Menengah Pertama, Dwi Ma'ruf Alvansuri kecil berhasil diterima di salah satu SMP favorit di kota Malang.
dan masuk dalam program Akselerasi (percepatan).
sang ayah mulai menyisihkan sedikit sedikit setan di kepalanya, karena tau, kebutuhanku dan kakakku tak bisa di anggap sederhana.
bahkan aku sudah mulai menghasilkan uang, dengan memutar segala sistem game online menjadi uang.
masuk sebagai siswa Akselerasi tapi tanpa ada SATU pun prestasi.
dibilang pandai, tak ada pandai pandainya, bodoh? iya mungkin,
masa masa ini dimana kenakalanku merajalela.
aku yang mulai "liar" dan menuntut kasih sayang dengan cara apapun.
sementara sang ayah merasa sudah memberikan segalanya.
dan aku menjadi sangat pendiam dirumah, dan begitu liar diluar rumah.
bahkan aku pernah dikira pengguna narkoba, lucu sekali.
tapi dibalik itu semua, ayah dan ibu, selalu membanggakan aku dan kakakku dihadapan orang lain.
dan sungguh, itu menyiksaku.
aku yang merasa tuntutan semakin besar padahal aku bukan orang besar.

2 tahun berlalu, Dwi Ma'ruf Alvansuri kecil sudah mulai dewasa, sudah mulai bimbang kemana setelah ini akan mengais ilmu.
dan akhirnya, aku putuskan masuk ke Sekolah Menengah Kejujuran, dan tentu, ini merubah segalanya.
kenapa aku putuskan SMK, karena aku tau, tak akan ada biaya untuk aku kuliah nanti.
biaya kakakku juga cukup besar.
dan itu semua yang membuat aku lebih menghasilkan uang.
diam-diam aku bisnis ini itu, membiayai uang jajanku.
2 tahun di SMK, aku sempat dituntut menjadi seorang Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, bayangkan,
aku yang tak pernah suka penekanan terhadap fisik dituntut menjadi Militer.
aku hanya pasrah, asal ayah ibu senang, aku tenang.
hingga akhirnya pada tahun tahun akhir sekolah, aku mulai berani mengungkapkan keinginanku.
aku tak ingin menjadi seorang ABRI, aku ingin menekuni pekerjaan yang memang bidangku sekolah. IT.
aku ingin kerja di kantor, duduk diatas kursi dan berhadapan dengan layar komputer.
hingga akhirnya beberapa hari aku dikucilkan dirumah karena pengakuanku.

waktu tak terdiam, tinggal beberapa bulan kisahku bersekolah.
aku selalu mengutarakan keinginanku, hingga akhirnya, dengan berat hati ayah ibu menyetujui, mereka tidak menuntut lagi. waw, aku sungguh tenang !
dan mulai saat itu, ayahku, hampir tiap hari selalu menceramahi, men-duduk-an aku di ruang tamu.
dan mengucapkan kata kata yang hampir tiap hari beliau ucapkan, sama !

"kamu bakal ikut orang, kamu harus jaga kesehatan nanti, tak ada layanan rumah sakit gratis seperti tentara, kamu harus kuliah, jangan menjadi pekerja kasar terus, ayah ibu minta maaf kalau tidak bisa memberikan segalanya untuk kamu, ayah tak seberuntung kamu, ayah dulu dari SD sudah mencari uang sendiri, SMP hanya 1,5 tahun , dan beruntung bisa masuk tentara, ayah tak ingin keturunan ayah seperti ayah, ayah ingin melakukan perubahan, bagaimanapun caranya, ayah ingat benar bagaimana mbak.mu dulu merengek meminta buah rambutan, dan ayah tidak bisa memberikan, mbak.mu tak seberuntung kamu, dulu mbakmu tak pernah minum susu, sementara kamu, ayah selalu berusaha memberikan susu untuk gizimu, meski hanya sebulan sekali, 2 bulan sekali atau mungkin 6 bulan sekali, ayah selalu berusaha mencukupi kebutuhanmu, selalu, dan bagaimanapun caranya, kamu bisa lihat kan bagaimana perjuangan ayah membiayai kamu, ayah hanya ingin, setiap kamu pulang, kamu sudah membawa mobilmu, mobil pribadimu"

"kalau kamu hanya bisa minum susu sebulan satu kali, nanti, anak anakmu harus bisa minum susu setiap hari"

ya itulah kata kata ayahku yang selalu aku ingat, ayahku dengan darah keras Sumatera nya, yang selalu berusaha membahagiakan putra putrinya.

dan pesan yang aku ingat, sebelum aku merantau ke Jakarta

"kamu disana perang ya, semangat"

aku tau, ayahku belum siap melepasku sendiri di kota sebesar ini, tapi bagaimanapun ini keputusanku.

hey dad, anakmu disini baik baik saja, anakmu disini selalu berusaha terbaik untuk kalian, ayah dan ibu.
anakmu disini tak henti hentinya mendoakan kalian.
anakmu disini hanya butuh restu, doa, dan dukunganmu.
tunggu anakmu bisa pulang membawa mobil yang ayah inginkan.
tunggu anakmu menjadi anak yang benar benar bisa dibanggakan.

adek sayang ayah.


adek sayang ibu.



Baca Selengkapnya »
Dwi Ma'ruf Alvansuri © 2014