March 30, 2013

Hujan, Mawar, dan Kita.

March 30, 2013

sejak kehilanganmu, hari ini, aku sudah mencapai hujan ke-127.
kehilanganmu bukan akhir segalanya, tapi tanpamu, aku bukan apa-apa.

ingatkah kamu,
pada gemericik pertama, yang kita saksikan dan dengarkan bersama.
pada 'emperan' toko boneka, tempat kita menunggu hujan segera reda.
pada jaket abu-abu kesayanganku, yang berani lebih dulu memeluk tubuhmu yang membeku.
pada anak kecil penjual bunga, yang mengira kita sedang berteduh bersama. sambil menawarkan mawar merahnya padaku dan berkata
"buat pacarnya mas, kapan lagi bisa kasih bunga mawar waktu berteduh bareng" , 
dan sontak, kita menggelengkan kepala karna memang ini pertama kali kita berjumpa.
ingatkah kamu?
dan pada akhirnya, memang benar, aku tak pernah sekalipun memberi mawar merah saat kita terjebak hujan bersama.

kita pernah.
sama-sama tertawa, membentuk wajah sekonyol mungkin, lalu mengabadikannya pada sebuah kamera pocket warna biru kesukaanmu.
sama-sama menangis, mengetahui Rebi, kelinci tersesat yang akhirnya kita rawat, mati karna ulah seekor kucing kampung.
sama-sama terdiam, menatap tajam rintik hujan, menadahkan tangan dibawahnya, lalu memejamkan mata. 
kemudian kita mulai berdoa agar Tuhan menyaksikan, ada dua insan sedang jatuh cinta dan tak pernah ingin dipisahkan.

hujan ke-93 setelah kehilanganmu, aku terjebak pada masa lalu.
aku kembali pada toko boneka tempat pertama kali kita berjumpa, masih sama seperti dulu, menunggu hujan reda.
tapi berbeda, aku disini tanpa siapa siapa. tanpa kamu yang kedinginan lalu kupinjamkan jaket abu-abu kesayanganku.
saat itu, anak kecil penjual bunga itu datang lagi, dan masih dengan ucapan yang sama
"buat pacarnya mas"
tapi kali ini berbeda, aku membelinya. bunga mawar yang sudah terangkai rapi, dengan pita berwarna merah jambu mengikatnya.
hujan perlahan mereda, seiring dengan langkah anak kecil penjual bunga yang menjauh.
aku pun bergegas menuju honda cb150r merahku.
lalu pergi bersama mawar yang kubeli, menuju tempat istirahatmu.

bagaimana kabarmu sekarang? nyamankah di sisi Tuhan?

21 comments:

  1. hampir nangis bacanyaa....sedih... :'(

    ReplyDelete
  2. keren tulisannya, buat terharu, :')

    ReplyDelete
  3. Ceritanya membuatku galau lagi -__-
    Tanggung jawab nih :D
    Niche blog :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalau galau, nulis aja kak :)
      terimakasih

      Delete
    2. Tulisannya langusng bisa dirasakan.... yang membacanya bisa merasakan apa yang dirasakan oleh sang penulis.... bagus sekali tulisannya :)

      Delete
  4. keren, sumpah keren banget tulisannya masbro, terharu gue :")

    ReplyDelete
  5. ini nggak ada tombol subscribenya.. gue mau nih berlangganan artikel blognya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. sudah barusan di pasang nih kak, semoga jadi subscriber pertama di blog saya, wehehehe.
      saya sudah jadi subscriber penuliscemen.com lho :p

      Delete

Dwi Ma'ruf Alvansuri © 2014