November 7, 2013

Lama tidak menulis tentang Hujan.

November 7, 2013
selamat sore Mendung.
cerah kau usir seenaknya.
matahari menciut, sinarnya terhalang kuasamu.

selamat sore Gerimis.
rintik, ringan, riang, ricuh.
bulirmu menyentuh daun dengan tipis.

selamat sore Angin.
hembusmu peluk dari kerinduanku.
dingin teduh, undang mata tuk terpejam.

selamat sore sang Petrichor.
lama tak jumpa.
parfummu masih selalu dengan ramuan yang sama.
dihantarkan oleh angin kemana saja, aku suka.

selamat sore Deras.
kau lah raja-nya
membunuh sunyi, dengan orkestramu sendiri.
tak peduli siapa dibawahmu, bulirmu pasti menuju.

Malang, 7 November 2013.
Baca Selengkapnya »

September 7, 2013

Lelaki yang pada akhirnya kalah dengan keadaan.

September 7, 2013
sore itu.
diam!
senja datang!
malam mulai berdandan.
kelabu menggebu.
pekat menyergap.
dingin !
lengan lepas.
jarak hempas.
rindu kandas.
api!
sebatang.
dua batang.
tiga batang.
habis.
kalah.
dekat.
menang.
pergi.

Baca Selengkapnya »

September 1, 2013

Aku siap.

September 1, 2013
aku sering terdiam sambil menatap putaran jarum jam. sembari bertanya, pada detik keberapa kita akan keluar dari putaran ini. putaran yang akan jadi penulis, mencetak naskah bernama kenangan. layakkah kita di kenang?
aku juga sering membaca langit langit kamarku, bertulis hal-hal yang ingin aku lakukan bersama kamu, mampukah kita melakukan semua itu?
aku hanya lelaki yang selalu cerewet kepada harimu, selalu jadi berisik dengan tingkahmu, selalu menjadi bising dengan pola pikirku.
aku pengganggu, pengganggu yang hanya bisa bicara, tanpa bisa mendampingimu seperti mereka.
aku hanya selalu membuatmu bosan, dengan tingkahku yang mungkin kau sebut berlebihan.
jika pada akhirnya waktulah yang akan jadi pemisah, semoga, kau dapatkan apa itu yang baik.
baik untuk kesepianmu, baik untuk tawamu, baik untuk iman-mu, dan baik untuk kesehatanmu.
aku siap, menjadi kisah yang tak ingin kau ulangi lagi.
Baca Selengkapnya »

Saya sedang jatuh cinta.

saya sedang jatuh cinta, pada lengan yang membuatku tenang, pada erat yang meyakinkan, pada senyum yang menggetarkan, pada langkah yang mendampingi, dan pada tingkah yang menciptakan dunia sendiri.

saya sedang jatuh cinta, pada hidup yang sempat belum pernah mengenal arti kencan, pada hati yang belum pernah mengenal tentang sebuah kesetiaan, pada bibir yang sering ber-palsu, pada sikap yang tak pernah mau tau, pada pola pikir yang mudah dipengaruhi, pada perasaan yang mudah terbagi, dan pada diri yang mudah dikelabui hingga akan ada yang ditinggal pergi.

saya sedang jatuh cinta, jatuh cinta pada seseorang yang sama, sampai sering mengubur rasa kecewa.


Baca Selengkapnya »

June 8, 2013

Hujan Februari.

June 8, 2013


hujan Februari.

hujan Februari punya suka sendiri.
anak kecil berlari bebas sepulang sekolah.
tanpa memikirkan masa depan yang belum pasti cerah.

hujan Februari punya duka sendiri.
di bawah rindang, berdiri pria menanti reda dengan tabah.
sementara di rumah, gadis kecil menatap keluar jendela, menunggu kepulangan sang Ayah.

hujan Februari punya rindu sendiri.
berselimut basah sepanjang hari.
menyebar bersama petrichor kesana kemari.

hujan bulan Juni punya kisah sendiri.
aku pernah pergi di hujan Februari.
tapi tentu, aku pergi untuk kembali.

selamat menikmati hujan Februari.



Jakarta, 03-02-2013
selepas hujan

Dwi Ma'ruf Alvansuri
Baca Selengkapnya »

March 30, 2013

Hujan, Mawar, dan Kita.

March 30, 2013

sejak kehilanganmu, hari ini, aku sudah mencapai hujan ke-127.
kehilanganmu bukan akhir segalanya, tapi tanpamu, aku bukan apa-apa.

ingatkah kamu,
pada gemericik pertama, yang kita saksikan dan dengarkan bersama.
pada 'emperan' toko boneka, tempat kita menunggu hujan segera reda.
pada jaket abu-abu kesayanganku, yang berani lebih dulu memeluk tubuhmu yang membeku.
pada anak kecil penjual bunga, yang mengira kita sedang berteduh bersama. sambil menawarkan mawar merahnya padaku dan berkata
"buat pacarnya mas, kapan lagi bisa kasih bunga mawar waktu berteduh bareng" , 
dan sontak, kita menggelengkan kepala karna memang ini pertama kali kita berjumpa.
ingatkah kamu?
dan pada akhirnya, memang benar, aku tak pernah sekalipun memberi mawar merah saat kita terjebak hujan bersama.

kita pernah.
sama-sama tertawa, membentuk wajah sekonyol mungkin, lalu mengabadikannya pada sebuah kamera pocket warna biru kesukaanmu.
sama-sama menangis, mengetahui Rebi, kelinci tersesat yang akhirnya kita rawat, mati karna ulah seekor kucing kampung.
sama-sama terdiam, menatap tajam rintik hujan, menadahkan tangan dibawahnya, lalu memejamkan mata. 
kemudian kita mulai berdoa agar Tuhan menyaksikan, ada dua insan sedang jatuh cinta dan tak pernah ingin dipisahkan.

hujan ke-93 setelah kehilanganmu, aku terjebak pada masa lalu.
aku kembali pada toko boneka tempat pertama kali kita berjumpa, masih sama seperti dulu, menunggu hujan reda.
tapi berbeda, aku disini tanpa siapa siapa. tanpa kamu yang kedinginan lalu kupinjamkan jaket abu-abu kesayanganku.
saat itu, anak kecil penjual bunga itu datang lagi, dan masih dengan ucapan yang sama
"buat pacarnya mas"
tapi kali ini berbeda, aku membelinya. bunga mawar yang sudah terangkai rapi, dengan pita berwarna merah jambu mengikatnya.
hujan perlahan mereda, seiring dengan langkah anak kecil penjual bunga yang menjauh.
aku pun bergegas menuju honda cb150r merahku.
lalu pergi bersama mawar yang kubeli, menuju tempat istirahatmu.

bagaimana kabarmu sekarang? nyamankah di sisi Tuhan?
Baca Selengkapnya »

March 2, 2013

Saya Bukan Lelaki Baik.

March 2, 2013
saya pernah menipu hanya untuk mendapatkan senyummu. 
saya pernah berdusta hanya untuk melihatmu baik baik saja. 
saya bukan lelaki baik.


saya bukan lelaki yang paham benar tentang sebuah keyakinan. 
saya lelaki yang sering melakukan larangan Tuhan. 
saya bukan lelaki baik.


saya pernah membuat orang lain sakit hati. 
saya pernah membuat kepercayaan pergi. 
saya bukan lelaki baik.


untuk kamu, perempuan dengan senyum paling menawan.
Baca Selengkapnya »

January 19, 2013

Jika Kau Ingin.

January 19, 2013
jika kau ingin membenciku, ingatlah aku yang dulu, yang selalu kau terima.


jika kau ingin mencampakkanku, ingatlah aku yang dulu, yang selalu kau tanyakan kabar.


jika kau ingin pergi, ingatlah aku yang dulu, yang selalu kau tunggu untuk datang.


jika kau ingin dia, ingatlah aku yang dulu, yang membuatmu menutup hati, untuk siapapun kecuali aku.


jika kau ingin melupakanku, ingatlah aku yang dulu, yang kau letakkan penuh di kepalamu.


jika kau ingin membunuhku, ingatlah aku yang dulu, yang selalu kau buat ingin  hidup lebih lama.


jika kau ingin... ingatlah aku yang dulu...
Baca Selengkapnya »
Dwi Ma'ruf Alvansuri © 2014